Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo, Bapak Drs. H. Muhtadin, MSI baru-baru ini, Kamis, 5 Maret 2015 mengunjungi Rumah Singgah Orang Gila milik Ibu Utiyah, A.Ma di Desa Erorejo Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo. Menyertai dalam rombongan tersebut, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Bapak Drs. H. Cahyo Sukmana, Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam pada Sekolah, Bapak H. Imron Awaludin, S.Ag, Kepala Seksi Penyelenggara Syariah, Bapak Dwi Subrata, S.Ag, Kepala KUA Wadaslintang, Bapak H. Syarif Hidayat, S.Ag, Pengawas Madrasah, Bapak H. Wandaya, S.Ag, M.Pd.I, Pengawas PAI, Bapak H. Tauhid, S.Ag dan para pejabat yang lain.
Kunjungan ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi kepada pemilik rumah singgah yang sekaligus Guru PAI di SD Negeri 1 Erorejo, Wadaslintang tersebut. Kepala Kantor merasa bangga karena dimasa seperti ini masih ada orang yang peduli terhadap orang-orang gila yang secara ikhlas dan sukarela merawat dan mengobati pasien tanpa harus memungut biaya.
Pada kesempatan itu, Kepala Kantor Kementerian Agama yang didampingi Kepala Sub Bagian Tata Usaha menyerahkan bantuan berupa sembako dan sejumlah uang kepada pengelola rumah singgah.
Bersama dengan Hamid Mustaqim suaminya dan ketiga adiknya, Utiyah sekarang menampung dan merawat orang gila sebanyak 70 orang yang berasal dari Temanggung, Semarang, Kediri, Kebumen, Jakarta, Sumatra dan lain-lainya termasuk dari Kecamatan Wadaslintang sendiri.
Penampungan pasien penderita gangguan jiwa ini dibedakan menjadi 2 tempat. Bagi penderita ringan dan yang hampir sembuh diletakkan di rumah bagian depan dan terbuka sedangkan penderita gangguan jiwa berat diletakkan dibelakang pada rumah tersendiri dan tertutup rapat.
Utiyah menjelaskan bahwa rata-rata pasien yang baru datang takut, gelisah, dan tidak bisa tidur. Memperlakukan orang gila dengan cara dipasung itu sebenarnya tidak akan menyelesaikan masalah. Orang yang mengobati pasien seperti orang gila ini harus ada cara tersendiri antara lain orang yang menangani harus sudah mengalami, agar mereka tahu betul bagaimana cara memperlakuan pasien dengan benar.
Lebih lanjut pemilik rumah singgah yang diberi nama Dzikrul Ghofilin ini mengatakan bahwa model pengobatannya dengan menggunakan pendekatan agama misalnya melakukan dzikir kepada Alloh SWT, pemberian sugesti dari orang yang sudah pernah mengalami, Curhat, pemberian solusi dan pemberian obat herbal. Wandaya