Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo Drs. H Muhtadin, MSI bertempat di Aula Kantor Kemenag pada Senin 24 Agustus 2015 melepas calon jema’ah haji keluarga besar Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo sebanyak 32 orang diantaranya sebagai petugas, jema’ah sendiri dan suami isteri. Dalam sambutannya beliau mendo’akan kepada para jemaah, semoga senantiasa diberikan kesehatan mulai dari tanah air hingga di tanah suci dapat menjalankan semua rangkaian ibadah haji, baik rukun, wajib dan sunnah-sunnah haji dengan baik, hingga para jemaah dapat kembali ke tanah air dalam keadaan sehat dengan membawa predikat haji mabrur.
Selanjutnya beliau menyampaikan bahwa jemaah haji ada dua macam yaitu sebagai jema’ah dan sebagai petugas. Khusus bagi petugas agar lebih mengutamakan pada pelayanan kepada para jema’ah. Dahulukan kepentingan jemaah untuk melaksanakan rangkaian ibadah haji misalnya thawaf, berilah kesempatan pada jemaah untuk melaksanakan lebih dahulu, baru kemudian dirinya sendiri yang memenuhi kebutuhannya melaksanakan ibadah haji setelah amanah sebagai petugas dilaksanakan. Beliau berpesan kepada para jema’ah agar menjadi jema’ah yang mandiri, jangan sepenuhnya bergantung kepada rombongan demikian pula kesiapan mental spiritual, bahwa setelah lulus dari antrian pendaftaran haji akan masuk pada antrian yang lain seperti antri untuk makan, naik bus, berwudhu dan ke tolilet, antri untuk mendapat shaf terdepan dalam menegakkan shalat dan lainnya.
Sementara itu taushiah walimatus shafar yang disampaikan oleh Drs. KH. Khozin Sukardi, M. Ag dihadapan para calon jemaah haji Drs. H. Saeful Rohman, M, Hum (TPHI), Drs. H. Syaefudin, M. Pd. I (TP IHI), Dwi Subrata, S. Ag (TPHI), Budi Haryanti, Siti Alfiyah, A. Ma beserta suami, Sarbingi, S. Pd, Isminah, M. Pd. I beserta suami, Murtadho, S. Pd beserta isteri, Anis Fuadhi, S. Ag beserta isteri, Hani Agustin Al Fitri, S. Ag beserta isteri, Istiqoimah, S. Pd. I, Purwaningsih, S. Pd, Muhtadun, A. Ma, Muchamad Ma’sum, S. Pd. I, Rizal Bustomi, S. Ag, Slamet Kusnadi, S. Pd. I, Khoiriyah, S. Pd. I beserta suami, Sholiyah, S. Pd. I beserta suami, Sabar, S. Ag, Setyowati, S. Pd. I beserta suami, Eting Saptorini, S. Pd beserta suami.
Beliau menyampaikan bahwa haji adalah ibadah yang istimewa, ibadah yang telah ditentukan waktu dan tempatnya, dilaksanakan hanya pada bulan Zulhijjah dan berada di tanah suci Mekah. Karena haji merupakan ibadah yang istimewa maka haji mempunyai beberapa hikmah diantaranya sebagai sarana untuk menyempurnakan rukun Islam yang kelima, sebagai tanda-tanda ketaqwaan hal ini tidak lepas dari banyaknya harta yang dikeluarkan untuk perjalaann ibdah haji, sebagai sarana penebus dosa, khusus bagi kaum wanita sebagai pengganti jihad, ibadah ditanah suci pahalanya akan dilipatgandakan oleh Allah sebagaimana shalat di masjidil haram nilainya 1000 kali dari masjid yang lain, sebagai sarana syi’ar Islam dan orang yang berhaji akan mempunyai sikap tholeransi yang tinggi.
Selanjutnya beliau menyampaikan bahwa pemeliharaan haji mabrur tak kalah beratnya dengan persiapan melaksanakan haji, karena diantara indikator haji mabrur suka memberi makan kepada fakir miskin atau banyak bershadaqah, suka memberi salam atau menjawab salam dan ibadahnya meningkat. Karena bila sudah haji shadaqahnya, shalat jema’ahnya, kepedulian dan sikap empatinya meningkat adalah hal yang wajar karena sudah haji. Ini baru haji sekali namun akan mudah menjadi haji yang kedua bila tidak mau shadaqah, tidak mau shalat jema’ah, egois, sombong dan lain lainya. Maka orang lain akan mengatakan kaji-kaji kok kok ngono (haji-haji kok seperti itu). Ini artinya protes dari orang-orang yang melihat ketidaknyamanan akibat perbuatan yang tidak sewajarnya dilakukan oleh orang yang sudah berhaji. (un)