Wonosobo – Kasi PAIS Kankemenag Wonosobo Fakih Khusni pada hari Kamis, (20/5) lakukan koordinasi dengan Ketua Komisi D DPRD Wonosobo Faizun, kaitannya dengan Problematika Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) yang ada di Kabupaten Wonosobo.
Pada kesempatan tersebut Fakih sampaikan problem yang tengah dihadapi yakni adanya kekurangan guru PAI dikarenakan beberapa faktor seperti pensiun dan sebab lainnya. Melihat adanya kekurangan guru PAI tersebut, Fakih, katakan perlu dilakukannya rekrutmen ASN dan PPPK untuk formasi guru PAI, “kami berharap melalui Pemda Wonosobo bisa mengupayakan rekrutmen ASN maupun PPPK formasi GPAI karena jika kekurangan ini tidak segera terpenuhi akan menjadi problem penghambat pendidikan PAI,” ujarnnya.
Menurut data yang ia sampaikan, terdapat tujuh puluh dua kekurangan GPAI pada sekolah yang tersebar di 15 Kecamatan baik pada jenjang SD, SMP, SMA/SMK dan tercatat terdapat empat puluh tujuh Guru PAI yang lulus Pretest PPG siap dan memenuhi syarat menempuh PPG pada Tahun 2021.
Terkait hal tersebut Faizun sampaikan akan komunikasikan dengan pihak-pihak terkait untuk mencari solusi terbaik bagi terpenuhinya GPAI dan terlaksananya PPG dengan partisipasi Pemerintah Daerah, “kita bersama-sama memiliki tanggung jawab ini dan kita akan terus berkoordinasi untuk sukseskan kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah, adanya regulasi yang mengatur dan kesungguhan semua pihak Insya Allah ihtiar kita tidak akan sia-sia,” tandas Faizun.
Faizun tambahkan, Guru PAI sangat dibutuhkan untuk menyiapkan generasi masa depan yang unggul dan berkarakter kepribadian yang luhur, generasi berkualitas yang memiliki wawasan keislaman yang komprehensif dan berwawasan kebangsaan.
Sementara itu ditempat berbeda saat dimintai pendapatnya atas kegiatan tersebut, Kakankemenag Kab. Wonosobo Ahmad Farid, diruangannya pada hari Kamis (20/4) menyampaikan apresiasi atas ikhtiar Kasi PAIS bersama pihak-pihak terkait untuk menjalin komunikasi dan koordinasi yang baik untuk menemukan solusi berbagai problem seputar GPAI yang sangat kompleks, “semoga komunikasi dan koordinasi yang dilakukan menemukan solusi bagi berbagai persoalan yang ada,” ungkap Farid.
Dia berharap koordinasi lintas sektoral sedemikian, dapat dilakukan oleh seluruh seksi untuk kemajuan bersama. Fk-ws