Wonosobo – Penyuluh Agama Islam Kankemenag Kab. Wonosobo Wakhid Setyawan SE lakukan pendampingan dan realisasi Sosialisasi Buku ajar Pegon Madin Takmiliyah di Kecamatan Wadaslintang, hal ini setelah dilounching buku Ajar Madrasah Diniyah Takmiliyah Awwaliyah dengan tulisan PEGON (Tulisan arab dengan bahasa Indonesia) beberapa waktu yang lalu oleh Gubernur Jawa Tengah dan Kakanwil Kemenag Jateng, maka mulai didistribusikan ke Madrasah-Madrasah Diniyah Takmiliyah. Forum Komunikasi Diniyah (FKDT) Kec. Wadaslintang Kab. Wonosobo pun tidak ketinggal ikut mensosialisasikan penggunaan buku ajar Madin Takmiliyah Awwaliyah bertulisan pegon kepada MAdin di Wilayah Kecamatan Wadaslintang (Selasa/8 Sept 2020)
MADIN/Madrasah Diniyah salah satu lembaga pendidikan keagamaan pada jalur luar sekolah yang diharapkan mampu secara menerus memberikan pendidikan agama Islam kepada anak didik yang tidak terpenuhi pada jalur sekolah yang diberikan melalui sistem klasikal serta menerapkan jenjang pendidikan yaitu: Madrasah Diniyah awaliyah untuk siswa-siswa sekolah dasar (4 tahun), Madrasah Diniyah Wustha untuk siswa-siswa sekolah lanjutan pertama (3 tahun), Madrasah Diniyah ‘Ulya untuk siswa-siswa sekolah lanjutan atas (3 tahun).
Pendidikan diniyah adalah model atau sistem pembelajaran yang tumbuh dan berkembang berbasis nilai, karakter, dan budaya. Diantara keutamaannya adalah transformasi ilmu pengetahuan, sistem pendidikan di pondok pesantren terbukti telah melahirkan format keilmuan yang multi dimensi yaitu ilmu pengetahuan agama, membangun kesadaran sosial dan karakter manusia sebagai hamba Allah.
Musyafa Azizy selaku ketua FKDT Kec. Wadaslintang dalam sambutannnya mengatakan, sosialisasi penggunaan buku ajar ini sebagai pegangan pembelajaran bagi Madin, karena setiap lembaga sudah punya standarisasi kurikulum dimasing-masing penyelenggara yang dipimpin/asuh, saling sharing diantara Madin sangat diperlukan, agar ada persamaan materi sehingga wacana untuk test dan ujian bersama bisa kita laksanakan.
Kurikulum Madrasah Diniyah pada dasarnya bersifat fleksibel dan akomodatif. Kurikulum Madin disatukan memang sulit, karena setiap lembaga punya acuan sendiri-sendiri, namun dengan adanya buku ajar ini semoga madrasah diniyah dapat kompak memakai dalam pembalajaran, imbuhnya.
Kasi PD Pontren Kemenag Wonosobo DRs. H. Asrori Zaini, M.Ag memberikan testimoninya “Buku ini sangat bagus, dan membantu santri dalam belajar Agama Islam dan Al-Quran, yang mana tulisan pegon sudah mulai ditinggalkan, mari kita uri-uri”.
Semoga Buku Ajar Pegon Madrasah Diniyah Takmiliyah Awwaliyah bermanfaat dan nantinya akan lebih baik dan tambah berkualitas tandasnya. (wd-ws)