Wonosobo – Pada hari Sabtu, (17/02) bertempat di aula gedung Pendidikan Kankemenag Kab. Wonosobo, Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini atau HIMPAUDI Wonosobo menggelar tausiyah awal Ramadhan untuk mengisi kegiatan di bulan Ramadhan.
Kegiatan perdana tersebut diikuti oleh lima puluh peserta yang merupakan perwakilah guru PAUD se Kab. Wonosobo dan mengundang Kasi Pais Kankemenag Kab. Wonosobo Fakih khusni, serta praktisi PAUD Jawa Tengah Benyamin Agustinus sebagai narasumber.
Dalam materinya Benyamin menyampaikan materi pembelajaran steam dengan loose parts, dimana ia menye butkan bahwa pembelajaran dengan steam dengan bahan lose parts adalah metode pembelajaran metode steam yang menggunakan bahan pemberlajaran yang berasal dari bahan bekas yang mudah dipindahkan, dimanipulasi dan cara penggunaaanya ditentukan oleh anak, “dalam mendidik anak usai dini umur tiga hingga lima tahun yang penting untuk dilakukan yaitu perlu untuk pendidik membangun konsep berpikirnya,” ungkap Benyamin.
Benyamin mengatakan, untuk belajar dengan metode steam di usia 3-5 tahun perlu perhatian khusus baik dari guru maupun bantuan orang tua sebagai guru ketika dirumah.
Sementara itu hal berbeda disampaikan oleh Fakih Khusni, dalam pembinaannya menyampaikan kemuliaan dan keagungan Ramadhan dengan puasa, qiyamullail, tadarus Al-Qur'an, sedekah dan i'tikaf, “membaca Al-Qur'an menginspirasi segala kebaikan untuk membahagiakan kehidupan hamba Allah yang beriman, sungguh dengan membaca Al-Qur'an akan terkumpul berbagai pahala kebaikan,”ungkap Fakih
Terkait keberadaan guru PAUD Fakih mengatakan bahwa guru PAUD sangat urgent keberadaannya dalam proses pembelajaran pada anak di usia dini dan diharap dengan pengaplikasian metode pembelajar steam betul-betul efektif, “pembelajaran berbasiskan Steam adalah Science, Technology, Engineering, Arts dan Mathematics. Metode ini merupakan komoparasi dari semua komponen yang penting didapatkan oleh anak dan penggabungan tersebut diharap mampu membuat anak belajar dengan riang gembira,” tambahnya.
Mengetahui adanya kegiatan tersebut, Kakankemenag Kab. Wonosobo Ahmad Farid menegaskan bahwa anak di usia dini tidak boleh dibebani dengan target belajar yang berat-berat bahkan doktrin yang tidak sesuai dengan segmentasinya yaitu kepada anak-anak, “belajar bisa dikatakan dimulai sejak dini. Fenomena yang jamak berkembang dimasyarajat adalah belajar menulis dan membaca, namun sebetulnya belajar tidak hanya menulis dan membaca, belajar hidup bersosial juga penting diterapkan,” ungkap Farid.
Farid tegaskan, dalam memanfaatkan bonus demografi pada 2025-2045 diharapkan peningkatan kualitas pendidikan harus menjadi prioritas untuk menyiapkan generasi muda dengan kemampuan nalar tinggi dengan pemanfaatan teknologi dan sains. Selain itu perlu untuk membekali anak dari usia dini terkait ilmu keagamaan. Ps-ws