Pesantren selama ini jadi salah satu pilar kokoh kemerdekaan dan kemandirian negeri ini.Jaringan ulama pesantren pula yang membangun pilar perjuangan untuk kemerdekaan bangsa ini, ungkap ketua Rabithah Ma'had Islamiyah (RMI) Jawa Tengah KH.Jamal Makmur dihadapan para pengasuh pondok pesantren se Wonosobo di Pondok Pesantren Al-Mubarok Manggisan. (27/5)
Sebagai lembaga pendidikan, pesantren terbukti menghasilkan pejuang kemerdekaan dan orang-orang besar sebagai ulama, pendidik, cendekiawan, politikus, atau pemimpin bangsa.Gerakan #AyoMondokyang diinisiasi Rabithah Ma'ahid Islamiyyah (RMI, asosiasi pondok pesantren NU) merupakan agenda penting untuk kembali mengenalkan pesantren sebagai episentrum pendidikan nasional dan gerakan kebangsaan, tandasnya.
Sejarah Islam Nusantara dan Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran santri dan pesantren.Keduanya menjadi instrumen penting penyebaran agama.Catatan-catatan sejarah, semisal Ma Huan dan inskripsi makammakam di Jawa menyebut bahwa penyebaran Islam di Indonesia pada kisaran abad XI-XIV.pada titik inilah, Islam mulai menjadi bagian dari dinamika agama di Nusantara, yang terkait dengan gerak misi Buddha dan Hindu di Jawa dan Sumatra. Santri mulai mencatatkan sejarahnya ketika Walisongo menjadi juru dakwah dengan strategi damai.
Kajian Pendidikan Islam Nusantara yang diprakarsai oleh Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kankemenag Wonosobo diharapkan dapat menumbuhkan semangat para pengasuh pondok pesantren dalam mengembangkan pendidikan agama yang mengakomodir kearifan local.Hadir dalam kesempatan itu Kepala Kantor Kementerian juga menyampaikan pendidikan Islam Nusantara perlu banyak dikaji untuk menyebarkan gagasan hidup yang berkesadaran, bersatu dan bertoleransi serta menebarkan semangat melayani terhadap sesama untuk melawan musuh-musuh kita bersama yakni Intoleransi, Kemiskinan, Kebodohan dan Keterbelakangan.