Wonosobo – Salah satu yang menjadi perhatian pemerintah sekarang ini adalah angka perceraian yang masih sangat tinggi. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang diakses media center Kankemenag Wonosobo, Selasa (28/9) siang, mencatat angka perceraiaan di Jawa Tengah pada 2020 mencapai 72.997, dan Kabupaten Wonosobo berada didalam kategori 15 Kabupaten dengan angka perceraian tinggi yakni 2.022 kasus.
“Penyebab perceraian sangat komplek, mulai dari persoalan ekonomi, ada juga yang meninggal suami atau istrinya, perselingkuhan, tidak bertanggungjawab, dan yang menjadi perhatian kita adalah karena persoalan kematangan usia nikah. Jadi sebenarnya pasangan ini belum siap untuk mengarungi bahtera rumah tangga, dan minimnya pengetahuan terkait pernikahan”. Jelas Farid.
Hal tersebut disampaikan oleh Ahmad Farid, selaku Kakankemenag Kab. Wonosobo saat memberikan arahan pada bimbingan pra nikah remaja usia nikah di SMK An Nur, Senin (27/9).
Selain angka perceraian yang masih tinggi, Ahmad Farid, juga menyinggung masalah kasus pernikahan dini yang masih tinggi, “meskipun didalam undang-undang perkawinan telah diatur usia minimal 19 tahun, tetapi masih dijumpai ada permohonan dispensasi kawin karena terpaksa harus kawin dengan berbagai alasan seperti kecelakaan pergaulan bebas, hamil diluar nikah atau karena alasan apapun dibenarkan,”imbuhnya.
Menyikapi berbagai persoalan tersebut, menurut Kakankemenag, pihaknya melalui seksi Bimas Islam akan melakukan sosialisasi terkait perkawinan dengan dikemas menjadi kegiatan Bimwin remaja Usia Sekolah. Dengan demikian diharapkan dapat mengedukasi siswa di tingkat SMA, SMK, maupun MA terkait perkawinan,
“kami berharap dengan kegiatan ini, akan memberikan edukasi kepada siswa terkait perkawinan mencangkup etika perkawinan, tinjauan agama, hukum nikah melalui syariat islam dan berbagai problematika pernikahan,”tandasnya.
“SDM nya harus kita perbaiki, jadi penghulu-penghulu yang ada di Indonesia insya Allah akan kami tingkatkan kapasitasnya secara keseluruhan, intensif, massif, terukur, sehingga mereka memperoleh transformasi pengetahuan, perilaku, dan skill dalam melaksanakan tugas-tugasnya”. Terangnya.
Sementara itu Kepala Kanwil Kemenag Sulsel H Khaeroni yang turut mendampingi, melaporkan bahwa jumlah penghulu disulsel 361 orang, dan penyuluh sebanyak 568. Terkait pembangunan gedung KUA sementara proses 15 KUA dengan persentase fisik 96 persen, dan realisasi keuangan diatas 64 persen, dan sebelum akhir tahun ralisasi anggannya akan 200 persen.
Sebelumnya sebagai pelaksana kegiatan Kepala Seksi Penghulu dan Fasilitasi Bina Keluarga Sakinah, Andi Moh Rizki Darma melaporkan bahwa jumlah peserta yang mengikuti kegiatan Bimbingan Pra Nikah Remaja Usia Sekolah sebanyak 30 orang, 15 putra dan 15 putri, yang berasal dari Madrasah Aliyah Negeri yang ada di Kota Makassar, yang tujuannya untuk memberi wawasan dan pengetahuan kepada usia remaja tentang masalah dan problematika yang akan dihadapi oleh mereka kedepan di era sekarang ini.
Turut hadir, para kepala seksi pada Bidang Urais, dan Kepala Seksi Bimas Islam pada Kemenag Kabupaten/Kota se Sulsel.