Wonosobo, 31 Mei 2016 Kantor Kementerian Agama Kab. Wonosobo yang dipimpin langsung oleh Kakan Kemenag Kab. Wonosobo Drs.H.Muhtadin MSI, melakukan sambutan khusus terhadap kunjungan pada acara Launching Program Muadalah Pondok Pesantren Al_Hikam, Kalikajar, Wonosobo, sambutan khusus’ karena dalam acara tersebut secara resmi dihadiri oleh DITPDPONTREN (Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren) Kementerian Agama RI dirjen Bapak Dr. H. Mohsen, MM, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa tengah Bapak Drs. Ahmadi, M.Ag, dan Bupati Wonosobo Bapak Eko Purnomo SE MM, beserta jajarannya. Sambutan hangat pun datang dari tuan rumah pengasuh ponpes Alhikam bapak K.H. Muhammad Mahmud Ismail terhadap kunjungan dari sektor vertikal maupun horisontal yang hadir.
Dalam acara yang bertajuk Muwadaah Pesantren Al Hikam Darussalikin Wisuda MTs-MA Al hikam Cendekia, Launching Program Muadalah dan Perencanaan Isntitut Al Hikam ini di mulai pada pukul 10.00WIB, sedang rombongan tamu undangan hadir pada jam 12.30WIB, meskipun dalam kehadiran tamu kebesaran disambut dengan kabut dan agak hujan, namun pelaksanaan acara ini alhamdulillah dapat berjalan dengan lancar, tertib dan tidak ada halangan yang berarti.
Kunjungan di pondok Pesantren Al Hikam ini para tamu undangan begitu sampai pada lokasi acara langsung disambut dengan hymne Pondok Pesantren oleh santriwan santriwati ponpes Al-hikam, kemudian dilanjutkan penghormatan dengan menyayikan lagu Kebangsaan indonesia Raya.
Acara berlangsung dengan sambutan dari pengasuh Ponpes Alhikam K.H. Muhammad Mahmud Ismail, dalam sambutannya beliau mengucakan terimakasih atas kehadiran semua tamu kehormatan dan segenap tamu undangan yang telah hadir dalam acara ini. Kemudian beliau juga menyampaikan kepada DITPDPONTREN bahwa Pesantren sebagai Agen pendidikan Salaf atau pendidikan Ashriyah”, beliau menyampaikan agar dengan launcing dan pelepasan santriwan santriwati pada wisuda kali ini akan mencetak generasi yang berkontribusi besar pada bangsa dan negara, tak panjang pengasuh ponpes AlHikam menyampaikan sambutannya.
Dilanjutkan dengan sambutan dari Bapak Bupati Wonosobo, beliau berharap agar Kementerian Agama dapat memberikan sokongan yang besar terhadap dunia pendidikan di lingkup Pondok Pesantren, terlebih Kabupaten Wonosobo adalah termasuk dalam julukan kota Santri, tak lepas dari itu beliau juga menyampaikan salam hangat kepada Ditpdpontren bapak Moehsen, bupati juga menyisipkan “manisan” kabupaten Wonosobo, selain sebagai Kota Santri Wonosobo juga merupakan kabupaten yang meiliki Pesona Wisata Alam maupun Wisata sejarah, antara lain pesona Sun Rise Sembungan yang berada di Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo, kemudian beliau melanjutkan ungkapan harapan kepada seluruh tamu undangan bahwa Wonosobo hendaknya dapat menghidupkan dan mempertahankan kembali pondok pesantren modern maupun ponpes salaf, semoga dengan agenda acara saat ini dapat menjadi momentum kemajuan generasi yang maju dan mampu mensyiarkan ajaran islam, karena pondok pesantren adalah salah satu wadah syiar” tuturnya, bekal harapan pun terucap dari Bupati Wonosobo kepada wisudawan wisudawati Ponpes Alhikam, harapanya “agar lulusan pendidikan formal maupun non formal pondok pesantren dapat menggunakan bekalnya selama masa pendidikan untuk membangun Kabupaten Wonosobo.
Sambutan penutup dari Kakanwil Kemenag Prov Jateng bapak Ahmadi sebelum materi inti dari DITPDPONTREN, beliau menyampaikan “dengan keberagaman pendidikan di Kabupaten Wonosobo baik dari Kementerian Agama dan Kemendiknas yang sama-sama memiliki visi memberikan bekal baik bagi generasi penerus bangsa ini khususnya di kabupaten Wonosobo dapat menjadi teladan bagi seluruh masyarakat di kabupaten/kota di wilayah NKRI, munculnya program baru dengan nama Program Muadalah diharapkan mempu membangkitkan dan memberikan warna baru di khasanah pendidikan bagi generasi penerus.
Materi inti yang kemudian dilanjutkan oleh bapak Mohsen DITPDPNTREN, perawalannya beliau menyampaikan ucapan terimakasih atas sambutan yang telah diberikan oleh segenap jajaran Kabupaten Wonosobo dan khususnya Pondok Pesantren Alhikam atas keramahtamahannya”, beliau melanjutkan memberikan support kepada lulusan Ponpes Alhikam, agar mereka dapat merasa dan menyebarkan rasa bangga mereka telah selesai menempuh pendidikan strata MTs dan MAN di Pondok Pesantren AlHikam ini, dengan “alasan bangga” yang dijelaskan pada pertengahan materi berikutnya, “dengan bekal yang cukup dan bermutu tinggi yang telah diberikan harus mampu membangun Kabupaten Wonosobo khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya, sehingga sebagai Lembaga Pendidikan pun akan merasa bangga terhadap hasil pencapaian anak didik tersebut”, paparnya.
Afrimasi positif juga sangat diharapkan dari Negara, karena dalam membangun pendidikan di Lingkungan Pondok Pesantren tidak hanya dibutuhkan perhatian yang maksimal saja. Menurutnya, “afrimasi budget maupun anggaran demi kemajuan pendidikan madrasar pondok pesantren juga harus memiliki regulasi yang jelas agar memiliki arah yang tepat”, dalam ulasan yang diberikan oleh Mohsen, semua tamu undangan juga antusias atas dukungan Kementerian Agama melalui DITPDPONTREN atas dukungannya terhadap FORMALITAS dan LEGALITAS lulusan Pondok Pesantren.
Selanjutnya beliau memberikan materi mengenai perbedaan dua macam pendidika formal umum yaitu pertama pendidikan Lembaga sekolah seperti SD SMP SMA dan yang kedua adalah Lembaga pendidikan umum bercirikan agama islam madrasah, menurutnya “kedua model pendidikan diatas sesuai dengan beberapa pandangan masyarakat, belum mampu menghantarkan atau menjadikan lulusan-lulusannya sebagai calon ulama, santren sebagai lembaga yang selalu menjaga koridor keagamaan, santren sebagai lembaga yang sangat dekat dengan kehidupan sosial masyarakat”, kemudian beliau menjelaskan bahwa menurut komparasi data BPS dan Kementerian Agama, di indonesia ada 29.000 Ponpes termasuk didalamnya ponpes modern, disebut modern karena telah menyisipkan satuan pendidikan formal yang lengkap.
Sebagai penutup materi DITPDPONTREN memaprkan bahwa di tahun 2015 Kementerian Agama telah merancang dan membuat sebuah satuan Pendidikan Diniyah Formal setara Pendidikan Tinggi Fromal, namun diselenggarakan hanya didalam Pondok Pesantren dengan nama Pendidikan Tinggi Matahali, program pendidikan ini telah diakui oleh pendidikan nasional karena pendidikan ini masuk dalam sub sistem pendidikan nasional, pengakuan dan eksistensi pondok pesantren pun semakin dikuatkan dengan persemian hari santri nasional oleh Negara pada setiap tanggal 28 Oktober, “Jadikan Pondok Pesantren sebagai PILIHAN UTAMA, dengan melihat tokoh-tokoh penting di negara ini adalah kebanyakan alumnus Pondok Pesantren”, hal tersebut diungkapkannya juga sebagai pengukuhan peryataan jawaban sebelumnya “alasan bangga”.
Sebagai penutup peresmian Program Muadalah di launching dengan menekan tombol sirine secara bersama-sama. (Wonosobo, pasa)