Pondok Pesantren (Ponpes) memiliki peran besar dalam perjuangan mewujudkan kemerdekaan bangsa Indonesia.Pascakemerdekaan, peran tersebut tidak berubah, tetap besar, terutama dalam membentuk karakter bangsa dengan latar belakang keberagaman etnis dan kemajemukan keyakinan. Ke depan, peran Ponpes pun dituntut makin meningkat, terutama setelah munculnya Pendidikan Diniyah Formal (PDF), sebuah lembaga pendidikan keagamaan Islam yang diselenggarakan oleh dan berada dalam pesantren secara terstruktur dan berjenjang pada jalur formal.
Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin mengemukakan peran besar ponpes tersebut, ketika hadir untuk meresmikan secara simbolis, berdirinya 16 pendidikan diniyah formal se-Indonesia, di Pondok Pesantren Al Mubarok, Manggisan Wonosobo, Selasa malam (26/5). “Dengan telah terbitnya Peraturan Menteri Agama RI Nomor 13 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Keagamaan Islam, saya berharap Ponpes mampu meningkatkan perannya untuk turut serta mempersiapkan generasi penerus yang berkarakter kuat, serta memiliki pengetahuan dan akhlak yang sesuai ajaran Islam”, ungkap Lukman sebelum menabuh bedhug penanda resminya operasional 16 PDF. Kemunculan PDF, dikatakan Lukman juga selayaknya tetap mempertahankan ciri kas pesantren yang selama ini telah dikenal luas sangat toleran dan sikap saling menghormati. “Tradisi saling menghormati dan menghargai perbedaan pendapat di Ponpes begitu disanjung bahkan sampai ke luar negeri, bahkan terbuka kemungkinan menjadi role model bagi kerukunan umat manusia di dunia”, tutur Menag.
Dengan kondisi tersebut, Lukman meyakini bahwa pendidikan di lingkungan Ponpes seharusnya bisa menjadi motor untuk menanamkan nilai-nilai cinta tanah air dan bangsa. “Menilik sejarah panjang menyertai perjuangan bangsa ini, saya berharap agar ke depan Ponpes juga mampu mempertahankan akar dan tradisi sebagai media menanamkan kecintaan terhadap bangsa dan Negara”, tutur Menag lagi. Hal itu menurut Lukman tak lepas dari salah satu Sabda Rasulullah, yang menjelaskan bahwa kecintaan terhadap Negara merupakan bagian dari keimanan, atau lebih dikenal dengan Hubbul Wathan Minal Iman.
Harapan Menag yang disampaikan di depan ratusan santri dan tamu undangan dari berbagai unsur perwakilan masyarakat tersebut selaras dengan apa yang disampaikan Bupati Wonosobo, HA Kholiq Arif. Dalam sambutannya, Bupati menjelaskan bahwa terciptanya keamanan dan ketertiban di Wonosobo tak dapat dilepaskan dari peran pesantren. “Selama hampir 15 tahun memimpin Wonosobo, baik sebagai Wakil Bupati maupun Bupati, peran para alim ulama begitu besar, terutama dalam menciptakan suasana sejuk di tengah masyarakat”, tutur Kholiq. Hal itu, menurut Kholiq telah mendapat penilaian positif, tak hanya dari dalam Negeri, melainkan dari dunia Internasional. “Forum Internasional juga telah mengakui, bahwa kerukunan dan toleransi antar umat beragama yang terjaga di Wonosobo layak menjadi contoh dan teladan bagi daerah lain, dan bahkan untuk diterapkan di Negara lain”, tegas Bupati sebelum menutup sambutan.