Wonosobo – MTs Negeri 1 Wonosbo menyelenggarakan Bimbingan Teknis Pemulasaran Jenazah bagi guru dan karyawan, pada Rabu (28/4) bertempat di Mushola madrasah. Bimtek Pemulasaraan Jenazah diikuti oleh jajaran Madrasah mulai dari Kepala Madrasah, Guru dan Karyawan.
Mengawali dan membuka bimtek Kepala Madrasah (Kamad) Mochmad Abdul Malik dalam sambutannya mengatakan urgensi diadakannya bimtek tersebut yakni untuk memberikan pengetahuan bagi jajaran Madrasah dalam menangani jenazah, “dirasa bimtek ini akan bermanfaat dan menambah pengetahuan tentang pemulasaran jenasah, apabila diterapkan lingkungan sekitar jika ada yang meninggal dunia,” terang
Selanjutnya menurut keterangan Haridi melalui resume laporan kegiatan menuliskan, kegiatan tersebut dilakukan dengan menggandeng Penyuluh Agama Islam Fungsional Kankemenag Kab. Wonosobo Achmad Fauzi sebagai narasumber atau pembina dalam bimtek pemulasaraan jenazah.
Haridi sebutkan, dalam bimtek Fauzi jelaskan tentang tiga hal penting yang menjadi fokus dalam bimbingan pemulasaraan jenazah diantaranya yaitu memandikan, mengkafani, dan mensholatkan jenazah.
Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa dalam pemulasaraan jenazah ada aturan tersendiri dalam syariat. Dimana aturan tersebut mengatur terkait bagaimana niat dan cara memandikan jenazah laki-laki dan jenazah perempuan, serta tatacara mengkafani antara jenazah laki-laki dan perempuan dan cara mensholatkan jenazah,
“niat memandikan jenazah antar perempuan dan laki-laki berbeda jangan disamakan. Jadi dalam pemulasaraan jenazah tidak boleh ngawur, harus selalu berpedoman kepada syariat dan aturan agama,” kata Fauzi.
Disela bimtek ia katakan pemulasaraan jenazah merupakan kewajiban seorang muslim terhadap muslim lainnya yang meninggal, “ketika ada saudaranya muslim yang meninggal pastikan lakukan empat hal yaitu memandikan, mengkafani, mensholatkan dan terakhir adalah memakamkannya,” imbuhnya.
Sementara itu ditempat berbeda, Kakankemenag Kab. Wonosobo Ahmad Farid, saat dimintai pendapatnnya akan adanya kegiatan tersebut mengatakan bahwa inisiasi madrasah untuk memberikan bimtek kepada jajarannya terkait pemulasaraan jenazah adalah inisiasi yang dianggap tepat untuk dilakukan dengan harapan usai diadakannya kegaitan tersebut jajaran madrasah paham bagaimana memperlakukan mayit dengan bekal pemulasaraan jenazah menurut syariat,
“tidak semua orang berkesempatan untuk belajar pemulasaraan jenazah. Jadi ASN satker Kankemenag Kab. Wonosobo yang mendapat kesempatan tersebut diharap mampu menyerap bimbingan dengan baik dan diaplikasikan dilingkungan sekitar jika ada saudara muslim yang meninggal,” tandas Farid.
Dia berharap selain bimbingan teknis pemulasaraan jenazah, penyuluh dapat menyampaikan terkait perlakukan atau penghormatan umat muslim kepada sesama muslim yang meninggal karena korban kecelakaan yang jasadnya tidak ditemukan seperti insiden tenggelamnya KRI Nanggala 402 beberapa waktu lalu. Ps-ws