Wonosobo – Mendapat Lampu hijau dari Menag RI melalui SE 04 Tahun 2021 terkait pelaksanaan serangkaian kegiatan ibadah Ramadhan dan Idul Fitri 1442 H / 2021 M di tengah-tengah pandemi, masjid Abu Dardiri Kankemenag Kab. Wonosobo setiap selesai jamaah Shalat Dhuhur selenggarakan ngaji Ramadhan kajian kitab kuning.
Selanjutnya pada hari ketiga puasa yakni Kamis (15/4), Imron Awaludin Kasi Bimas Islam Kankemenag Kab. Wonosobo berkesempatan mengisi kegiatan lantaran kyai yang biasa mengisi tengah menjalanai vaksinasi.
Dalam kesempatan tersebut Imron sampaikan materi tentang kutamaan bulan Ramadhan, ia sebutkan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang paling mulia sehingga disebut Sayyidus-syuhur, “kemuliaan Ramadhan diantaranya adalah dikabulkannya doa-doa tulus ikhlas dari hamba Nya,” ungkap Terang Imron.
Imron menambahkan terkait empat doa utama untuk mengharap berkah kemuliaan Ramadhan. Empat doa tersebut yakni pertama mohon keteguhan keimanan, kedua mohon ampunan, ketiga mohon surge, dan keempat,mohon dijauhkan dari neraka.
Selain kegiatan ngaji Ramadhan, setelah jamaah dhuhur di masjid kebanggaan karyawan-karyawati Kankemenag Wonosobo ini juga dilaksanakan simaan atau hafalan Al Quran dengan metode bil ghoib dan simaan hingga menjelang buka puasa, dilanjutkan berbuka puasa bersama, tarawih berjamaah, tadarus Al Quran dan tausiyah Shubuh.
Selanjutnya dalam kesempatan yang sama usai kajian kitab kuning Ahmad Farid selaku Kakankemenag Kab. Wonosobo mengapresiasi kegiatan Ramadhan di Masjid Abu Dardiri, “semoga kegiatan Ramadhan di masjid Abu Dardiri ini dapat memberikan tambahan pengetahuan untuk pemahaman keislaman dan menambah wawasan keagamaan yang moderat di tengah kehidupan bermasyarakat yang beragam,” ungkap Ahmad Farid.
Farid juga menegaskan, pelaksanaan serangkaian ibadah Ramadhan di Masjid Abu Dardiri dijalankan dengan menerapkan protokol kesehatan, dan memperhatikan point-point yang tertuang dalam surat edaran Menag RI, “salah satunya yakni pembatasan jumlah jamaah minimal 50% dari kapasitas masjid dan durasi ceramah maksimal 15 menit,” tandasnya.
Sementara itu Fakih Khusni yang hadir mengikuti kajian mengatakan, kegiatan seperti yang dilakukan Masjid Abu Dardiri pantas dipublikasi sebagai edukasi kepada masyarakat yang ingin tetap melaksanakan ibadah berjamaah ditengah-tengah pandemi.
Ungkapan tersebut pihaknya sampaikan dengan mengirim naskah resume kegiatan yang ia ikuti di Masjid Abu Dardiri untuk di Publikasikan. Ps-ws