Tugas penyuluh agama Islam sungguh-sungguh sangat mulia yaitu sebagai pembimbing umat beragama dalam rangka pembinaan mental, moral dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk itu perlu sinergitas antar penyuluh dalam merancang strategi dalam menghadapi tantangan dakwah yang semakin kompleks, saat ini narkoba, radikalisme, dekadensi moral anak bangsa perlu menjadi perhatian utama papar Drs. H. Muhatadin MSI Kepala Kantor Kementeriaan Agama KAb. Wonosobo dalam pengarahannya di depan Kasi Bimas Islam dan Penyuluh Agama Islam PNS se-Eks Karisidenan Kedu di RM Gayatri Kertek (10/5).
Di samping memikirkan umat namun diharapkan penyuluh jangan seperti lilin yang terbakar menerangi sekitarnya, penyuluh juga harus memikirkan nasibnya sendiri sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Pokjaluh Kedu pun harus merumuskan format-format pelaporan untuk kepentingan kenaikan pangkat penyuluh itu sendiri, lanjutnya.
Salah satu agenda Pokjaluh se eks Karesidenan Kedu adalah menjalin silaturrahmi tiap 3 (tiga) bulan sekali. Rabu (10/05) diadakan Rapat Koordinasi Kerja Penyuluh (Pokjaluh) se eks Karesidenan Kedu bertempat di Wonosobo dengan tema “Peningkatan Profesionalisme Bimbingan dan Penyuluhan pada Masyarakat”.
Ketua Pokjaluh Kabupaten Wonosobo Faqih Al Aziz, S.Ag menyampaikan selain pembinaan dari kepala Kankemenag juga ada diskusi kaitannya permasalahan di negeri ini yaitu tentang maraknya ajakan membentuk khilafah di beberapa kota di Kedu. Sebagai pemrasaran dari Pokjaluh Temanggung M. Mahsun, MHI dan M. Da’in, S.Ag dari Pokjaluh Purworejo. Adapun rekomendasi kaitannya hal tersebut disepakati bahwa Penyuluh Agama Islam tetap NKRI harga mati yang tidak bias ditawar-tawar lagi serta harus mempelajari lebih banyak tentang sejarah untuk memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat kaitannya khilafah.