Wonosobo – Kabid Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kanwil Kemenag Jateng Nur Abadi menyampaikan kondisi saat ini disinyalir krisis ulama, para penceramah di media sosial di ragukan keulamaannya. Hal tersebut disampaikan oleh Kasi PD Pontren Kankemenag Kab. Wonosobo Imron Awaludin dalam resume laporan usai hadiri kegiatan haflah Attasyakur lil Ikhtitam di Ponpes Al Mubaarok Manggisan, Wonosobo pada hari Sabtu (9/4).
Imron menuliskan bahwa Nur Abadi mentargetkan pada tahun 2021 keberadaan Ma’had Ali di Jawa Tengah bisa mencapai angka dua puluh lima Ma’had Ali, hal itu disampaikan dengan melihat progres keberadaan Ma’had Ali pada tahun 2020 baru ada lima belas.
Dalam kesempatan yang sama Waryono selaku Direktur PD Pontren Kemenag RI yang juga hadir dalam kegiatan Haflah Attasyakur lil ikthtitam Ponpes Al Mubaarok mengatkan, kegaitan wisuda maha santri bisa di publish secara lebih luas melalui berbagai media agar keberadaannya diketahui masyarakat luas. Ia juga berharap Maha Santri yang diwisuda bisa menjadi santri yang berdaya guna, “maha santri yang diwisuda diharapkan kreatif, inovatif, berfikir kritis serta memiiki kemampuan daya saing untuk kontribusinya dibidang keagamaan. Bahkan lebih istimewa karena santri sudah bisa mengkaji kitab kuning,” tandasnya.
Sementara itu, Kyai Haji Nur Hidayatullah selaku pengasuh ponpes menyampaikan terkait hajatnya untuk mendirikan jenjang Ma’had Ali Staniyah atau setara dengan program pascasarjana di lingkup ponpes untuk memberikan wadah bagi santri yang ingin mengenyam pendidikan strata 2, “kami berniat untuk mendirikan program pascasarjana atau ma’had ali staniyah, diharapkan ijin operasional Ma'had Ali Marhalah Staniyah bisa terbit secepatnya, sehingga santri Ma'had Ali yang baru lulus bisa langsung melanjutkan ke jenjang Ma'had Ali Staniyah,” ungkap KH Nur.
Sementara itu ditemui diruangannya Kakankemenag Kab. Wonosobo Ahmad Farid mengatakan Ponpes Al Mubaarok adalah pioneer ponpes di Wonosobo yang mencetuskan program pascasarjana dilingkungan ponpes, “di Jawa Tengah, baru ada satu ponpes yang berinisiasi untuk membentuk program pascasarjana atau ma’had ali staniyah dilingkungan ponpes, yaitu ponpes al mubaarok manggisa,” ungkap Farid.
Ia berharap gagasan untuk membentuk program pasca sarhana mendapat dukungan dari Kemenag dengan segera mengeluarkan surat ijin penyelenggaraan program ma’had ali staniyah, “kami berharap dukungan dari kemenag dalam hal ini Dirjen PD Pontren agar mengeluarkan surat ijin operasional ma’had ali staniyah ponpes al mubaarok,” tandas Farid. PS-WS